Posted by Free - Onliner on Tuesday 20 December 2016
Suatu kali, diadakan petemuan tingkat tinggi yang dihadiri tiga pemimpin wanita dari tiga negara. Inggris diwailli Margareth Thatcher, India diwakili Indira Gandhi dan Cory Aquino mewakili Philipina.
Mereka bertiga menginspeksi pasukan bersama - sama. Didepan pasukan baret hijau dari Inggris yang terkenal itu, dengan garang Margareth menampar dan meninju prajurit yang ada di depannya.
"Sakit nggak?" tanya Margareth.
"Tidak, Mom!!!"
"Kenapa?"
"Sebagai prajurit sejati dari Britania Raya, kami terbiasa menerima rasa sakit."
"Bagus."
Corry Aquino tak mau kalah. Di depan barisan pasukannya, dia mengambil senapan dari komando peleton dan menghantamkan popornya ke muka seorang prajurit.
"Sakit nggak?" tanya Corry Aquino.
"Tidak , Madam!!!" jawab prajurit itu lantang, walaupoun wajahnya berlumuran darah.
"Kenapa?"
"Sebagai tentara Philipina, kami harus mampu menahan rasa sakit dan kengerian untuk mempertahankan kedaulutan."
"Bagus," kata Corry bangga karena telah membuktikan bahwa tentaranya lebih hebat dibandingkan tentara Inggris.
Begitu inspeksi sampai di depan pasukan India, dengan cepat Indira Gandhi menyambar bayonet salah satu prajurit yang ada di depannya, dan sekali sabet terpotonglah alat vital prajurit itu. Dengan lantang ia bertanya, "Sakit nggak?"
"Tidak, Madam!!! Sama sekali tidak terasa sakit!"
"Kenapa?"
"Sebab barang itu kepunyaan orang di belakang saya..."
Cerita Lucu / Humor : Therapy sang Pastor
Seorang Pastor sedang mengalami banyak tekanan dan pikirannya kacau. Ia mendatangi psikiater yang dapat menolong nya mengatasi masalah.
"Bukalah jubah pastor anda," psikiater itu menganjuran, "Ambil cuti dan berliburlah."
Sang Pastor mengikuti semua petunjuk itu. Ia berlibur ke Los Angeles, membuka jubah pastornya, nonton film, menyantap aneka hidangan lezat dan mengisi waktu dengan kegiatan- kegiatan lain yang menyenangkan.
Suatu malam ia masuk bar. Baru saja ia duduk di kursi, seorang pelayan wanita tanpa busana mendatanginya. "Pastor mau minum apa?" tanya pelayan bugil itu.
Sang pastor terkejut. Sejenak ia memastikan bahwa ia sudah menanggalkan atributnya. Kemudian ia bertanya, "Darimana kamu tahu bahwa saya ini pastor?"
"Saya kan Theresa. Saya juga berobat ke psikiater yang sama, Pastor."